Pentingnya Literasi Digital dalam Pembuatan Konten di Media Sosial
Media sosial adalah salah satu kebutuhan yang tidak dapat terelakkan pada zaman di mana teknologi yang sangat maju saat ini. Media sosial sendiri memiliki banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah membuat konten. Menurut KBBI, Konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Konten sendiri memiliki banyak sekali jenis seperti konten edukasi, review, informatif, dan lain-lain.
Dengan berkembangnya berbagai fitur media sosial yang ada, dapat mempermudah dalam membuat konten. Konten yang dibuat dapat dibuat dengan berbagai bentuk seperti video, audio, dan juga desain visual. Dengan bermunculnya aplikasi-aplikasi yang dapat menunjang dalam membuat konten dengan mengeditnya dengan berbagai aplikasi yang selalu memberikan inovasi yang menarik. Aplikasi yang digunakan tidak jauh dari kata “pemula”, banyak aplikasi saat ini yang dengan sengaja membuat tampilan yang lebih mudah untuk digunakan oleh pengguna.
Salah contoh dari aplikasi yang sangat ramah dengan pemula anatara lain Picsart, Snapseed, Capcut, Inshot, dan VN Selain mengusung tema pemula, ada juga aplikasi yang dibuat untuk orang professional, seperti Adobe Premier Pro, Adobe Photoshop, Adobe After Effect, dan Lain-lain. Banyaknya apilikasi yang mendukung membuat dalam pembuatan konten menjadi lebih mudah, hal ini juga disampaikan oleh Dudi Rustandi bahwa “Pada zaman sekarang konten sangat dipermudah oleh perusahaan yang bergerak di bidang editing, seperti capcut, VN, dan lain-lain, apalagi tadi saya lihat disini banyak dari kalian yang sudah familiar dan sering menggunakannya” pada kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan di SMK 3 Bandung.
Namun, meskipun ada berbagai fasilitas yang sudah dibuat oleh beberapa perusahaan tidak dapat menjamin bahwa konten yang dibuat merupakan konten yang bagus dan baik. Tidak jarang ada beberapa orang yang membuat konten dengan sembarangan tanpa memikirkan manfaat ataupun etika dalam membuat konten. Meskipun dalam pembuatan konten tidak memiliki sebuah batasan, namun kita sebagai pengguna internet yang baik dan benar, sudah seharusnya lebih memahami dan juga peduli dengan adanya etika dalam membuat konten.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) ada 4 nilai penting bersikap di dunia siber empati, otentik, kearifan, dan integritas. Dari 4 nilai yang telah disebutkan seharusnya kita dapat memahami batasan-batasan dalam membuat sebuah konten, maka dari itu pentingnya literasi dalam membuat konten cukup penting. “Mungkin kita sering berpikir bahwa literasi adalah hal yang memberatkan saja, namun secara tidak kita sadari bahwa dengan literasi kita jadi mengerti etika dari sesuatu” “iya kan? Coba aja kita kurang literasi, bisa aja kita sembarangan mengotori tempat suci ataupun tempat bersejarah, itu contoh gampangnya aja dehh” ucap Dudi Rustandi, Dosen Telkom University Kabupaten Bandung saat menyampaikan materi kepada mitra abdimas di SMKN 3 Bandung.
Literasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemampuan menulis dan membaca. Literasi sendiri tidak hanya membicarakan buku ataupun koran, tapi dengan melihat infografis dan membaca konten juga bisa disebut dengan literasi. Literasi sendiri memiliki banyak manfaat seperti menambah kosa kata baru, menambah wawasan dan pengetahuan yang baru, memacu otak untuk berpikir kritis dan lain-lain. Maka dari itu literasi dalam membuat sebuah konten sangatlah penting, tidak hanya menjadi trend tapi ada bukti konkret dari manfaat literasi itu sendiri.
Hal yang cukup disayangkan adalah pada zaman sekarang, zaman yang sudah sangat modern ini, anak muda jadi jarang dan justru malas dalam membaca. Selain itu menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 2019, Indonesia menempati posisi ke-62 dari 70 negara dengan minat baca yang rendah. “Dengan hadirnya bapak Dudi disini membuat kita belajar untuk lebih peduli dengan namanya beretika di media sosial terkhususnya membuat suatu konten, semoga anak-anak disini lebih memperhatikan lagi ya, jangan sembarangan bikinnya” ujar Agung Indaryatno, kepala sekolah SMK 3 Bandung.***[]